Kamis, 16 April 2015

Saling Mencintai Karena Allah

Seorang isteri menangis ketika memandikan jenazah suaminya .. sambil menangis isteri berkata, " Inilah janji kami sebagai suami isteri... Jika abang pergi lebih dulu maka engkaulah yang memandikan jenazah abang, Andai engkau yang pergi dulu dari abang, abang yang akan memandikan jenazahmu..." 

Dari luar kamar jenasah rumah sakit, seorang ustadz masuk dan bertanya apakah istrinya mau memandikan jenazah suaminya... ustadz tersebut kemudian bersama beberapa orang menemani si isteri memandikan jenazah suaminya.

Dengan tenang isteri membasuh muka suaminya sambil berdoa, "Inilah wajah suami yang ku sayang tetapi Allah lebih sayang padamu... Wahai suamiku... Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan menyatukan kita di akhirat nanti..."

Saat membasuh tangan jenazah suaminya sambil berkata... "Tangan inilah yang mencari rezeki yang halal untuk kami, masuk ke mulut kami... semoga Allah beri pahala untukmu wahai suamiku..."

Saat membasuh tubuh jenazah suaminya, iapun berkata... "Tubuh inilah yang memberi pelukan kasih sayang padaku dan anak-anakku..., semoga Allah beri pahala yang berlipat-berganda untukmu wahai suamiku ..."
Kemudian saat membasuh kaki jenazah suaminya, kembali ia berkata... "Dengan kaki ini engkau keluar rumah mencari rezeki untuk kami, berjalan dan berdiri sepanjang hari semata-mata untuk mencari sesuap nasi, terima kasih suamiku... semoga Allah memberimu kenikmatan hidup di akhirat dan pahala yang berlipat kali ganda..."

Selesai memandikan jenazah suaminya, si isteri mengecup sayu suaminya dan berkata... "Terima kasih suamiku... karena aku bahagia sepanjang menjadi isterimu dan terlalu bahagia... dan terima kasih karena meninggalkan aku bersama permata hatimu yang persis dirimu... dan aku sebagai seorang istri ridha akan kepergianmu karena kasih sayang Allah kepadamu..."

Subhanallah... Indahnya saling mencintai karena Allah... meskipun terpisah sementara di dunia tiada sesal karena yakin bahwa Allah akan mempersatukan kembali di akhirat.

Semoga Allah merahmati setiap pasangan suami-istri dan keluarga yang saling sayang-menyayangi dan mencintai karena Allah Ta'ala, aamiin yaa rabbal alamien.

Raja dengan Satu Mata dan Satu Kaki

Syahdan di suatu negeri dipimpin oleh seorang Raja yang terkenal tangguh dan pemberani. Raja tersebut sangat terkenal keberanian dan kegarangannya dalam peperangan. Tetapi sayang raja tersebut hanya memiliki satu mata dan satu kaki akibat luka-luka dari peperangan yang berkali-kali dilaluinya.

Suatu ketika sang raja meminta kepada para seniman di seluruh negeri untuk melukis potret dirinya. Satu pesannya, raja meminta agar lukisan yang dihasilkan dapat menggambarkan kebesaran dirinya dengan sesungguhnya dan apa adanya.

Tetapi tak satupun pelukis terkenal yang berani melukis sang raja apa adanya dengan cacat satu mata dan satu kaki. Para pelukis terkenal tersebut merasa tidak akan dapat menggambarkan kebesaran yang dimiliki sang raja. Dan juga mereka merasa takut raja menjadi murka karena lukisan yang dihasilkan justru menunjukkan kelemahan sang raja.

Tanpa dinyana, seorang pelukis muda memberanikan dirinya memohon kepada raja untuk diperbolehkan melukiskan kebesaran dan kehebatan sang raja. Raja pun mengijinkannya dan memberinya waktu satu bulan untuk menyelesaikan lukisan tersebut.

Waktu satu bulan pun berlalu dan tiba saatnya pelukis muda tersebut menyampaikan hasil lukisannya Kepada sang raja. Banyak pelukis2 terkenal dari seluruh negeri yang turut menanti bagaimana hasil lukisan pelukis muda tersebut.

Ternyata dalam lukisan tersebut pelukis muda menggambarkan sang raja sedang berburu dan membidik dengan memejamkan satu mata serta menekuk salah satu kakinya.
Raja pun sangat puas dan berterima kasih atas lukisan yang dihasilkan pelukis muda tersebut.

Seperti halnya kebanyakan dari kita, seringkali dalam melihat seseorang atau diri sendiri hanya ter-fokus pada kekurangan dan kejelekannya saja, sehingga sering kali berakibat timbulnya rasa pesimis dan pikiran negatif. Padahal jika kita mau kita dapat mem-fokus-kan pada kelebihan dan kekuatan yang kita miliki untuk menggambarkan diri kita, serta bersikap optimis dan selalu berpikir positif. 

KEKUATAN "ISTIGHFAR"

Cerita tentang "Istighfar" dan juga sebuah kisah dari kehidupan Imam Ahmad Bin Hanbal, seorang ulama Islam dan salah seorang teolog yang ternama dalam sejarah Islam. Imam Ahmad juga dianggap sebagai pendiri mazhab Hanbali dan dianggap sebagai salah satu teolog Sunni paling terkenal, sering disebut sebagai "Sheikh ul-Islam" atau "Imam Ahl al-Sunnah. "


Berikut salah satu kisah yang dialaminya...

Selama masa tuanya, suatu ketika Imam Ahmad bepergian dan ia berhenti disebuah kota. Setelah shalat, dia ingin tinggal untuk bermalam di halaman masjid karena ia tidak kenal dan tahu siapa pun di kota tersebut. Karena kerendahan hatinya, dia tidak memperkenalkan diri kepada siapapun, padahal jika ia melakukannya, maka ia akan disambut oleh banyak orang.

Merasa tidak mengenali Ahmad bin Hanbal, pengurus masjid menolak untuk membiarkan dia tinggal dan bermalam di masjid. Setelah beberapa lama, Imam Ahmad merasa bahwa ia tidak mungkin menginap di masjid tersebut. Maka keluarlah ia dari masjid dan tidak tahu harus menginap di mana malam itu. Dalam kebingungannya itu seorang tukang roti melihatnya dan karena merasa kasihan maka tukang roti tersebut menawarkan untuk bermalam di rumahnya dan menjadi tuan rumah bagi dia untuk beberapa malam.

Selama tinggal dengan tukang roti, Imam Ahmad mengamati bahwa tukang roti terus membaca dan me-lafaz-kan Istighfar (mencari pengampunan dari Allah) secara teratur. Dalam percakapannya dengan tukang roti tersebut Imam Ahmaed mengatakan bahwa jika amalan Istighfar yang dilakukan konstan tersebut akan efek pada dirinya, doa-doanya akan dikabulkan.

Tukang roti tersebut menanggapi dengan mengatakan pada Imam Ahmad bahwa Allah telah menerima semua doanya, semua permohonannya, kecuali satu.

Ketika Imam Ahmad bertanya apa doa yang belum dikabulkannya itu, tukang roti menjawab bahwa ia telah meminta Allah untuk dapat bertemu dengan seorang guru yang terkenal, yaitu Imam Ahmad bin Hanbal.

Tentang hal ini, Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa Allah tidak hanya mendengarkan doa tukang roti tersebut, bahkan Allah telah membawa Imam Ahmad bin Hanbal ke depan pintu rumah tukang roti.

Subhanallah...

[Diringkas dari majalah Al Jumuah, vol 19, edisi 7]

Cerita ini menjadi pengingat kekuatan Istighfar yang dilakukan secara konsisten

Dendam Itu Berubah

SEORANG lelaki yang baru menikah tinggal menumpang di rumah mertuanya. Beberapa saat tinggal bersamanya, akhirnya ia demikian kesal dengan ibu mertuanya yang menurutnya sangat brengsek, cerewet, bawel, bossy, dan angkuh sekali.

Setelah dua tahun, baginya cukup sudah penderitaan itu. Ia memutuskan untuk mengakhiri dengan berencana membunuh ibu mertuanya. Setelah memutar otak, ia pergi mendatangi dukun yang paling sakti di daerahnya.

Usai bercerita dengan penuh kegeraman, sang dukun tersenyum dan mengangguk-angguk. Diberinya sebotol cairan yang menurut petunjuk dukun adalah racun yang sangat mematikan. Syaratnya harus diberikan sedikit demi sedikit selama 2 bulan, dan dalam memberikan ia diharuskan bersikap manis, berkata lebih sopan, serta selalu tersenyum. Hal ini untuk membuat si mertua supaya tidak mencurigainya. Dengan penuh kesabaran, hari demi hari ia mulai meracuni si mertua, tentunya dengan sikap manis, tutur kata yang lebih santun serta senyum yang tidak lepas dari mulutnya. Perlahan namun pasti ia mulai melihat perubahan pada mertuanya.
Ada satu hal yang membuatnya bingung, setelah satu bulan ia meracuni mertuanya, kelakuan mertua ini justru berubah menjadi demikian baik padanya. Sikapnya berubah 180 derajat dari sebelumnya, ia mulai menyapa lebih dahulu setiap kali ketemu. Pikirnya, ini pasti akibat awal dari racun itu, yakni adanya perubahan sikap sebelum akhirnya meninggal. Mendekati hari ke-40 sikap mertua semakin baik dan hubungan dengannya semakin manis, ia mulai membuatkan minum teh di pagi hari, menyediakan pisang goreng dan seterusnya. Sebuah perilaku mertua yang dulu tidak pernah ia bayangkan akan terjadi.

Puncaknya pada hari ke-50 mertua memasakkan makanan yang paling ia sukai, bahkan di pagi harinya ia terkejut saat mendapati bajunya sudah dicuci bahkan diseterika oleh si mertua. Tak ayal lagi, hati kecilnya mulai memberontak. Muncullah rasa bersalah yang makin hari makin menguat. Pada hari ke-55, sudah tak terbendunglagi penyesalan itu, karena melihat perubahan si Ibu mertua yang menjadi sedemikian sayang padanya. Akhirnya pergilah ia ke dukun itu lagi, dengan terbata-bata penuh penyesalan dan rasa berdosa ia memohon-mohon untuk dibuatkan penangkal racun yang pernah diberikan sang dukun padanya.

Dengan senyum bijaksana bak malaikat, dukun itu berkata “Cairan yang kuberikan padamu dulu itu bukanlah racun, namun air biasa yang kuberi warna saja. Sikap mertuamu yang berubah menjadi sayang padamu, disebabkan karena SIKAP DIRIMU YANG TERLEBIH DAHULU BERUBAH MENJADI LEBIH RAMAH, LEBIH SANTUN DAN SELALU SENYUM PADANYA.”

Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah di atas. Pertama, sikap buruk/penolakan orang lain, hanyalah sebagai akibat/reaksi atas sikap buruk kita padanya. Kedua, kalau mau mengubah orang lain, kitalah yang berubah dahulu. Ketiga, tidak semua ‘dukun’ salah. Kita juga harus jadi ‘dukun’ kalau sukses belajar yakni ‘duduk dengan tekun’. Keempat: Selamat mencoba! 

Perumpamaan Ampunan Allah - RENUNGAN


Aisyah namanya, ia masih berusia tujuh tahun. Tahun ini adalah tahun pertamanya di sekolah dasar. Prestasinya biasa saja karena kami tidak ingin memaksanya belajar setiap kali ulangan atau tes evaluasi belajar. Meski begitu ia putri yang pandai menurut saya karena seringnya ia membuka pembicaraan dengan topik yang mungkin tidak pernah kita duga.

Sore itu saya mengendarai mobil untuk menjamput istri dari tempat kerjanya. Ditemani putri kecil kami tersebut saya mngendarai mobil menembus hujan yang cukup deras sore itu turun. Saya harus tetap fokus mengemudi mengingat banyak bagian jalan menjadi tergenang dan sedikit licin.


Setelah sekian lama Aisyah diam sambil menikmati hujan dalam perjalanan kami, tiba-tiba ia sedikit mengagetkan fokus saya pada kemudi, memecah keheningan sore itu. 

“Ayah, aku sedang memikirkan sesuatu...”

Biasanya jika sedang seperti itu maka selanjutnya ia akan bercerita. Sambil sedikit melambatkan laju kendaraan saya menjawab pembicaraannya, “Ada apa nak, apa yang kamu pikirkan?”
“Hujan.” Jawabnya. “Hujan ini seperti dosa-dosa kita.”

“Kenapa kau berpikir seperti itu. Bukankah hujan adalah rahmat dari Allah?”

“Betul Ayah, tapi itu seperti perumpamaan dosa-dosa kita. Dan wiper (penghapus air hujan) di kaca itu seperti ampunan Allah.”

Sedikit kaget bercampur dengan keingintahuan, saya melanjutkan pembicaraan tersebut dengan bertanya, “Lalu apa yang kamu maksud dengan wiper ini, apa maksudnya?”

Tanpa ragu-ragu ia menjawab dengan nada datar tapi terdengar tegas, “Kita terus berbuat dosa dan Allah terus datang menghapusnya dengan ampunan.”

“Kamu benar nak, Allah akan selalu menerima taubat dan ampunan hambaNya tak perduli seberapa besar dan seberapa sering dosa itu terjadi, Allah akan selalu mengampuni, selama nafas kita belum sampai di tenggorokan. Itulah tanda bahwa Allah sangat sayang pada kita” 

Dua buah ayat yang pasti akan saya tunjukkan padanya sesampai di rumah.

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110).


Dan setiap kali hujan saya selalu mengingat percakapan dengan anak kami tersebut saat menghidupkan wiper kaca mobil. Terima kasih Ya Allah yang telah memberikan putri kecil kami ke-faham-an dan kehalusan tutur katanya.

kisah ini sepeperti apa yang saya fikirkan sebelumnya....

Siapa Bilang Mau Ke Neraka Itu Murah?

SUARANYA sedikit serak dan matanya berkaca-kaca. Ia menuturkan betapa gembira istri dan anak-anaknya waktu mereka diajak makan malam di sebuah restoran di Bandung Utara. “Rasanya sudah lama sekali saya tidak berbincang-bincang dengan istri dan anak-anak saya,” tuturnya.

“Sekali-sekali makan di luar bersama keluarga sangat menyenangkan. Istri dan anak-anak saya kelihatan sangat berbahagia. Anak-anak saya banyak bercerita tentang berbagai kegiatannya dan juga banyak bertanya tentang berbagai macam hal. “Yang terpenting, kata teman saya itu, biaya untuk membahagiakan keluarga ternyata murah, tidak mahal”.

***

Lalu ia membandingkan dengan berbagai kegiatannya sebelumnya.

Ia bukan pemabuk, hanya sekali-sekali ia mabuk, kalau kelewat batas meminum minuman beralkohol. Pada restoran sedikit di atas kelas menengah, satu gelas single Whiskey dan Tequila adalah Rp 30.000. Kalau ingin gaya sedikit, sebotol Champagne harganya lebih dari Rp 1 juta.

“Dengan uang sebanyak itu, saya dapat membahagiakan istri dan anak-anak saya untuk makan-makan di restoran lebih dari lima kali,” katanya.

Ia juga bukan penyanyi, tetapi ia pintar menyanyi dan suaranya lumayan bagus. Pernah ia berseloroh, “Kalau saya lelah jadi pengusaha, saya akan menjadi penyanyi”. Biasanya, ia minum-minuman keras di karaoke. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa ruang karaoke kelas VIP adalah Rp 1 juta dan untuk lebih meriah ia menyewa pemandu lagu (PL) dengan harga Rp 200.000 per jam.

“Mas tahu sendirilah,” katanya. “Seringkali saya kebablasan. Dari ruang karaoke pindah ke kamar hotel”. Jumlah uang yang dihamburkannya dalam semalam, menyamai gaji guru besar dalam sebulan.

“Itu belum seberapa mas,” katanya. Suaranya terdengar bangga namun terselip ada nada pahit. “Pada diskotek yang elite dan mewah, teman saya menyewa hostes dua juta tiap jamnya. Dan Mas dapat memperkirakan berapa besar uang yang harus dibayar teman saya kalau ia membawa hostes itu ke kamar hotel.”

***

“Itu adalah bagian dari masa lalu saya Mas,” tambahnya. “Kini saya kembali ke pangkuan keluarga. Kembali kepada istri dan anak-anak saya.”

“Mungkin inilah yang dinamakan hidayah,” katanya dengan mata menerawang jauh. “Saya hampir bangkrut karena judi. Mula-mula hanya iseng, recehan, seribu dua ribu rupiah, agar main gaplenya lebih serius. Namun, sekali lagi saya kebablasan, sebagian perusahaan saya sudah hilang dalam perjudian itu. Saya diselamatkan oleh rasa letih yang luar biasa, saya istirahat dan berhenti berjudi sehingga tidak semua perusahaan saya lenyap”.

Saya hanya sedikit berkomentar, untunglah ia tidak seperti Pendawa Lima yang menjadikan negara sebagai taruhan dalam perjudian dan Pendawa Lima kalah.

“Ya, untunglah saya tidak seperti Pendawa Lima. Masih ada harta yang tersisa untuk hidup bahagia,” katanya sambil menarik napas lega.

“Hidup ini aneh,” tambahnya. “Semua yang saya lakukan dahulu itu, seperti mabuk-mabukan, melacur, dan berjudi, adalah tiket menuju neraka yang menyengsarakan. Kenapa lumayan banyak orang mau membeli tiket ke neraka yang harganya sangat mahal?” 

ANAK YANG BOD*H - SECANGKIR TEH


Cerita ini berhubungan adalah cerita tentang seorang anak yang dianggap "bodoh".
Tersebutlah seorang saudagar di Pakistan dengan kekayaan yang luar biasa. Dia adalah seorang pedagang sekaligus tuan tanah. Namun, orang itu memiliki seorang putra yang dianggapnya memiliki kecerdasan yang rendah. Sementara orang-orang menyebutnya anak bodoh.
Suatu hari, saudagar kaya tersebut menyuruh anaknyanya untuk membuat teh untuknya. Karena kebodohannya, anak tersebut membuat beberapa teh dan membawanya agar ayahnya dapat memilih salah satu. Sang ayah mengambil satu tegukan dari cangkir dan dengan terkejut merasakan bahwa teh itu sangat lezat. Ia meminta anaknya bercerita tentang bagaimana teh itu dibuat.
Anaknya mengatakan bahwa "Aku pergi ke halaman belakang untuk mencari kayu bakar. Tapi, karena hujan, semua kayu basah. Jadi, aku pergi ke tempat di mana Ayah menyimpan uang dan mengambil banyak uang tunai. Kemudian aku membakar semua uang kertas untuk membuat teh."
Teh yang awalnya terasa sangat enak, seketika itu juga terasa seperti racun.
Dari cerita ini kita umumnya akan berpikir bahwa anak ini benar-benar bodoh. Mengapa? Karena dia membakar uang hanya untuk membuat secangkir teh.
Kenyataannya, banyak orang yang lebih bodoh dari anak itu, yang membakar kehidupan abadi di akhirat hanya untuk hidup yang pendek (di dunia) ini.
Yang paling bijaksana dari semua itu adalah orang yang mengingat kematian lebih sering dan mempersiapkan untuk itu.

BAHAGIA - JEJAK PENA

BAHAGIA
Kali ini saya akan bagikan rahasia
untuk menjadi bahagia yang mungkin
jarang diketahui orang. Simak cerita
berikut.
Seorang pemuda sedang mencari
rahasia hidup bahagia. Tidak peduli
seberapa banyak impian yang diraih, ia
tetap merasa kurang bahagia. Padahal
awalnya ia percaya, ia pasti bahagia
jika bisa meraih apa yang diinginkan.
Tapi kenyataannya tidak. Setelah
pencarian yang cukup lama, ia tahu ada
seorang petapa bijak yang hidup di
pegunungan yang sudah lama tinggal di
sana.
Setelah berhari-hari dalam perjalanan
menuju puncak pegunungan, ia berhasil
menemui petapa tersebut. Ia bertanya,
“Petapa yang bijak, tolong berikan
pencerahan padaku, bagaimana aku
bisa menjadi bahagia?”
Karena hari sudah sore, petapa
tersebut memintanya kembali besok
pagi, lalu ia kembali duduk bermeditasi.
Keesokan paginya, pemuda tersebut
kembali menemui petapa.
“Silakan duduk di bawah pohon dan
bernapaslah!” kata petapa tersebut.
Pemuda itu bertanya, “Lalu apa yang
harus kulakukan saat duduk dan
bernapas?”
Petapa lalu membalas, “Tidak ada.
Cukup duduk dan bernapas.”
Pemuda tersebut sedikit ragu melakukan
apa yang disuruh petapa. Padahal ia
mengharapkan jawaban akan rahasia
kebahagiaan. Meskipun begitu, ia tetap
melakukan apa yang diminta petapa,
duduk di bawah pohon rindang dan
bernapas.
Hari demi hari pun berlalu. Sang petapa
tetap menyuruh pemuda itu duduk di
bawah pohon dan bernapas. Akhirnya
setelah setengah bulan terus-terusan
seperti ini, pemuda itu akhirnya tak
tahan lagi, lalu melancarkan protes.
Lalu pemuda ini protes, “Aku sudah
duduk dan bernapas seperti orang
bodoh selama 15 hari ini tanpa tahu
apa maksudnya. Apakah Anda lupa saya
datang ke sini untuk mendapatkan
rahasia kebahagiaan darimu? Tapi yang
kudapat hanya duduk dan bernapas. Ini
hanya buang-buang waktuku.”
Petapa tersebut tersenyum dan
berkata, “Jujur, aku harus minta maaf
karena tak bisa mengajarimu untuk
meraih kebahagiaan.”
Pemuda ini mulai jengkel dan bertanya,
“Kenapa tidak bisa?”
“Karena aku tak bisa membantumu
menemukan apa yang sudah kamu
miliki,” kata petapa. “Coba jawab apa
yang sudah kamu lakukan selama 15
hari ini?”
Pemuda itu menjawab, “Cuma duduk
dan bernapas.”
“Apakah ada yang mengajarimu cara
bernapas?” tanya petapa.
“Tentu saja tidak,” balas pemuda itu.
“Bernapas tak perlu diajarkan. Semua
orang juga bisa melakukannya sendiri.”
Petapa itu kembali tersenyum dan
menjelaskan, “Nah, begitu juga kamu
tak perlu diajari caranya berbahagia.
Karena memang kamu sudah bahagia
dan kamu bisa bahagia dengan cara
yang sama di mana kamu bisa
bernapas. Kebahagiaan itu tak bisa
diajarkan, tapi hanya bisa dibiasakan.”
Petapa itu kembali melanjutkan,
“Kebahagiaan itu seperti bernapas.
Kamu memang sudah memilikinya saat
lahir. Hanya saja, setelah dewasa,
kamu membiarkan dunia luar
menentukan apakah kamu itu bahagia
atau tidak. Ketika orang lain
mengungkapkan kesalahanmu, kamu
tidak bahagia. Ketika sesuatu
mengecewakanmu, kamu tidak bahagia.
Ketika seseorang tak peduli denganmu,
kamu tidak bahagia. Ketika sesuatu
tidak sesuai harapan, kamu tidak
bahagia. Dan banyak lagi hal lain yang
membuat kamu tidak bahagia. Kamu
selama ini telah menyerahkan kunci
kebahagiaan ke dunia luar. Makanya
dunia luar terlihat seperti
mempermainkan kamu.”
Pembaca sekalian,
Cobalah resapi apa yang dikatakan
petapa pada cerita di atas. Pujian dari
orang lain, berhasil meraih impian,
menikmati liburan, kenaikan gaji dan
sesuatu yang menyenangkan lainnya
hanyalah perasaan menyenangkan yang
dikaitkan dengan situasi tertentu. Itu
bukanlah kebahagiaan sejati. Karena
begitu situasi berubah menjadi buruk,
maka perasaan menyenangkan tersebut
ikut lenyap. Ini hanyalah perasaan
sementara yang rentan berubah.
Kebahagiaan itu sifatnya jangka
panjang dan tak dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi luar , sama seperti
bernapas. Ketika terjadi sesuatu yang
buruk, apakah Anda akan berhenti
bernapas? Tentu tidak. Begitu pula
dengan kebahagiaan. Ketika terjadi
sesuatu yang buruk, Anda takkan
berhenti untuk menjadi orang yang
bahagia.
Bahagia itu sulit diajarkan, tapi bisa
dibiasakan. Ada banyak hal di dunia ini
yang bisa membuat Anda bahagia saat
ini juga . Bahkan tanpa apa pun, Anda
bisa berbahagia karena Anda memang
sudah memilikinya saat dilahirkan.
Sudah seharusnya kunci kebahagiaan
dipegang oleh Anda sendiri, bukan
menyerahkannya kepada orang lain.
Semoga bermanfaat dan salam.

KISAH KESETIAAN ANTARA SUAMI DAN ISTRI

Hiduplah seorang laki2 yg sangat miskin
bersama istrinya. 
Suatu sore, sang istri
meminta dibelikan sisir
untuk rambutnya yg panjang agar
terlihat anggun. Sang suami
memandangnya dengan sedih, dan
berkata
: "Aku belum
bisa memenuhi permintaanmu.. Bahkan
untuk jam tanganku saja aku belum bisa
membeli talinya".
.
Istrinya tidak membantah, bahkan
tampak senyum di wajahnya. Keesokan
harinya, setelah selesai dari
pekerjaannya, sang suami pergi ke pasar
dan menjual jam tangannya, yg tanpa
tali itu, dengan harga
murah. Kemudian membeli sisir
permintaan istrinya.
.
Ketika sampai di rumah sore hari sambil
membawa sisir yg dibelinya itu, ia melihat
rambut istrinya sudah
sangat pendek sekali, dan dilihat tangan
istrinya memegang tali jam tangan
(rupanya sang istri memotong
rambutnya dan menjualnya untuk membeli
tali jam tangan). Lalu keduanya saling
memandang dengan air mata yg
bercucuran.
.
Bukan karena apa yang mereka lakukan
sia-sia!! Tapi karena keduanya merasa
saling mencintai. Keduanya
sama-sama ingin memenuhi apa yg
diinginkan satu sama lain..
Ingatlah selalu.. Bahwa mencintai atau
dicintai seseorang itu harus berusaha
membahagiakanny a
dengan banyak cara, bahkan jika hal itu
berharga mahal.. Karena cinta sejati
bukanlah
pada kata-kata, tapi pada perbuatan....
.
Semoga bermanfaat....

KISAH NYATA ' TAS SISWI '-RENUNGAN

Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh..
KISAH NYATA ' TAS SISWI ' di razia
suatu hri Pihak sekolah SMA Putri di kota
Shan'a' yang merupakan ibu kota Yaman
menetapkan kebijakan adanya
pemeriksaan mendadak bagi seluruh siswi
di dalam kelas.
Sebagaimana yang ditegaskan oleh salah
seorang pegawai sekolah bahwa tentunya
pemeriksaan itu bertujuan merazia
barang-barang yang di larang di bawa ke
dalam sekolah, seperti : telepon genggam
yang di lengkapi dengan kamera, foto-
foto, surat-surat, alat-alat kecantikan
dan lain sebagainya. Yang mana
seharusnya memang sebuah lembaga
pendidikan sebagai pusat ilmu bukan
untuk hal-hal yang tidak baik..
Lantas pihak sekolah pun melakukan
sweeping di seluruh kelas dengan penuh
semangat. Mereka keluar kelas, masuk
kelas lain. Sementara tas para siswi
terbuka di hadapan mereka. Tas-tas
tersebut tidak berisi apapun melainkan
beberapa buku, pulpen, dan peralatan
sekolah lainnya..
Semua kelas sudah dirazia, hanya tersisa
satu kelas saja. Dimana kelas tersebut
terdapat seorang siswi yang menceritakan
kisah ini. Apa gerangan yang terjadi ?!
Seperti biasa, dengan penuh percaya diri
tim pemeriksa masuk ke dalam kelas.
Mereka lantas meminta izin untuk
memeriksa tas sekolah para siswi di sana.
Pemeriksaan pun di mulai..
Di salah satu sudut kelas ada seorang
siswi yang di kenal sangat tertutup dan
pemalu. Ia juga di kenal sebagai seorang
siswi yang berakhlak sopan dan santun. Ia
tidak suka berbaur dengan siswi-siswi
lainnya, ia suka menyendiri, padahal ia
sangat pintar dan menonjol dalam
belajar..
Ia memandang tim pemeriksa dengan
pandangan penuh ketakutan, sementara
tangannya berada di dalam tas miliknya !
Semakin dekat gilirannya untuk di
periksa, semakin tampak raut takut pada
wajahnya. Apakah sebenarnya yang
disembunyikan siswi tersebut dalam
tasnya ?!
Tidak lama kemudian tibalah gilirannya
untuk di periksa..
Dia memegangi tasnya dengan kuat,
seolah mengatakan demi Allah kalian
tidak boleh membukanya !
Kini giliran di periksa, dan dari sinilah di
mulai kisahnya...
"Buka tasmu wahai putriku.."
Siswi tersebut memandangi pemeriksa
dengan pandangan sedih, ia pun kini telah
meletakkan tasnya dalam pelukan..
"Berikan tasmu.."
Ia menoleh dan menjerit, "Tidak...tidak.
..tidak.."
Perdebatan pun terjadi sangat tajam..
"Berikan tasmu.." ... "Tidak.." ...
"Berikan.." ... "Tidak.."
Apakah sebenarnya yang membuat siswi
tersebut menolak untuk dilakukan
pemeriksaan pada tasnya ?!
Apa sebenarnya yang ada dalam tas
miliknya dan takut dipergoki oleh tim
pemeriksa ?!
Keributan pun terjadi dan tangan mereka
saling berebut. Sementara tas tersebut
masih di pegang erat dan para guru belum
berhasil merampas tas dari tangan siswi
tersebut karena ia memeluknya dengan
penuh kegilaan !
Spontan saja siswi itu menangis sejadi-
jadinya. Siswi-siswi lain terkejut. Mereka
melotot. Para guru yang mengenalnya
sebagai seorang siswi yang pintar dan
disiplin (bukan siswi yang amburadul),
mereka terkejut melihat kejadian
tersebut..
Tempat itu pun berubah menjadi hening..
Ya Allah, apa sebenarnya yang terjadi
dan apa gerangan yang ada di dalam tas
siswi tersebut. Apakah mungkin siswi
tersebut.... ??
Setelah berdiskusi ringan, tim pemeriksa
sepakat untuk membawa siswi tersebut ke
kantor sekolah, dengan syarat jangan
sampai perhatian mereka berpaling dari
siswi tersebut supaya ia tidak dapat
melemparkan sesuatu dari dalam tasnya
sehingga bisa terbebas begitu saja..
Mereka pun membawa siswi tersebut
dengan penjagaan yang ketat dari tim
dan para guru serta sebagian siswi
lainnya. Siswi tersebut kini masuk ke
ruangan kantor sekolah, sementara air
matanya mengalir seperti hujan..
Siswi tersebut memperhatikan orang-
orang disekitarnya dengan penuh
kebencian, karena mereka akan
mempermalukannya di depan umum !
Karena perilakunya selama satu tahun ini
baik dan tidak pernah melakukan
kesalahan dan pelanggaran, maka kepala
sekolah menenangkan hadirin dan
memerintahkan para siswi lainnya agar
membubarkan diri. Dan dengan penuh
santun, kepala sekolah juga memohon
agar para guru meninggalkan ruangannya
sehingga yang tersisa hanya para tim
pemeriksa saja..
Kepala sekolah berusaha menenangkan
siswi malang tersebut. Lantas bertanya
padanya, "Apa yang engkau sembunyikan
wahai putriku..?"
Disini, dalam sekejap siswi tersebut
simpati dengan kepala sekolah dan
membuka tasnya !
Detik-detik yang menegangkan..
Ya Allah, apa sebenarnya benda
tersebut ?
Coba tebak.. ?
Di dalam tas tersebut tidak ada benda-
benda terlarang atau haram, atau
telepon genggam atau foto-foto, demi
Allah, itu semua tidak ada !
Tidak ada dalam tas itu melainkan sisa-
sisa roti..
Yah, itulah yang ada dalam tas tersebut !
Setelah mengorek informasi dari siswi
tersebut seputar roti itu..
Setelah merasa tenang, siswi itu berkata,
"Sisa-sisa roti ini adalah sisa-sisa dari
para siswi yang mereka buang di tanah,
lalu aku kumpulkan untuk kemudian aku
sarapan dengan sebagiannya dan
membawa sisanya kepada keluargaku. Ibu
dan saudari-saudariku di rumah tidak
memiliki sesuatu untuk mereka santap di
siang dan malam hari bila aku tidak
membawakan untuk mereka sisa-sisa roti
ini..
Kami adalah keluarga fakir yang tidak
memiliki apa-apa. Kami tidak punya
kerabat dan tidak ada yang peduli pada
kami..
Inilah yang membuat aku menolak untuk
membuka tas, agar aku tidak
dipermalukan di hadapan teman-temanku
di kelas, yang mana mereka akan terus
mencelaku di sekolah, sehingga
kemungkinan hal tersebut menyebabkan
aku tidak dapat lagi meneruskan
pendidikanku karena rasa malu. Maka
saya mohon maaf sekali kepada Anda
semua atas perilaku saya yang tidak
sopan.."
Saat itu juga semua yang hadir menangis
sejadi-jadinya, bahkan tangisan mereka
berlangsung lama di hadapan siswi yang
mulia tersebut..
Maka tirai pun di tutup karena ada
kejadian yang menyedihkan tersebut, dan
kita berharap untuk tidak
menyaksikannya..
Karenanya wahai saudara dan saudariku,
ini adalah satu dari tragedi yang
kemungkinan ada di sekitar kita, baik itu
di lingkungan dan desa kita sementara
kita tidak mengetahuinya atau bahkan
kita terkadang berpura-pura tidak
mengenal mereka..
Wajib bagi seluruh sekolah dan pesantren
untuk mendata kondisi ekonomi para
santri-santrinya agar orang yang ingin
membantu keluarga fakir miskin dapat
mengenalinya dengan baik..
Kita memohon kepada Allah agar tidak
menghinakan orang yang mulia dan
memohon pada-Nya agar Dia selalu
menjaga kaum Muslimin di setiap tempat..
(Sumber Majalah Islam Internasional
Qiblati)
Kutip dari Grup WA An-Nashihah
Yaa ALLAH..
Mudahkanlah urusan orang yang
Membaca status ini..
Dekatkanlah Rezekinya,Sehatkanlah jiwa
raganya dan Mudahkanlah jodoh mereka.
Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin..
Bagikan Inspirasi bermanfaat ini,
Semoga menjadi KEBAIKAN bagi kita
semua...
Aamiin

SAHABAT-ISLAMI

Kadang - kadang sahabat yang suka
belanja kita makan, bukan kerana mereka
berharta tapi sebab mereka meletakkan
persahabatan melebihi duit.
.....
Kadang - kadang sahabat yang rajin
bekerja, bukan kerana mereka tunjuk
pandai tapi sebab mereka memahami
maksud tanggungjawab.
......
Kadang - kadang sahabat yang memohon
maaf dulu selepas pergaduhan, bukan
kerana mereka salah tapi sebab mereka
menghargai orang di sekeliling mereka.
.....
Kadang - kadang yang sukarela
membantu kita, bukan kerana mereka
berhutang apa-apa tapi sebab mereka
lihat kita sebagai seorang sahabat.
.....
Kadang - kadang sahabat yang selalu
SMS DAN WATTSAPP anda, bukan kerana
mereka tak de benda lain nak buat tapi
sebab mereka INGAT PADA ANDA.
......
Satu hari, kita semua akan terpisah, kita
akan terkenangkan pelbagai perbualan
dan impian yang kita ada.
Hari berganti hari, bulan, tahun, hingga
hubungan ini menjadi asing...
......
Satu hari anak2 kita akan jumpa gambar
kita dan bertanya,
"Siapa mereka semua tu?"
.....
Dan kita tersenyum dengan air mata
yang tidak kelihatan kerana hati ini
terusik dengan kata yang sayu, lalu
berkata,
"DENGAN MEREKALAH SAYA ADA HARI
YANG PALING INDAH DALAM HIDUP
SAYA."
TERIMA KASIH SAHABAT

'Sakitnya Berjuang'


Aduh, sakitnya berjuang
Kiri dan kanan mendapat hentaman
Depan belakang juga tidak kurang
Adakalanya ia merimaskan jiwa
Tapi Engkau selalu mengubatnya
Dengan maghfirah-Mu
Dengan bantuan -Mu
Dengan janji-Mu yang di sana menunggu
Kalau bukan air mata jiwa ini
Perjuanganku sudah lumpuh pasti
Air penawar hati inilah pengubat hatiku
Yang selalu pilu di dalam perjuangan
Moga- moga air ini
selalu Engkau curahkan
Di dalam kalbuku menempuh perjuangan
Agar perjuanganku dapat kuteruskan
Dapat menolak segala rintangan
Supaya selamat aku menuju-Mu
Hinggalah umurku
Engkau sudahkan tempohnya