Sabtu, 04 Oktober 2014

APAKAH MASIH BELUM MAMPU KITA UNTUK BERQURBAN ???

APAKAH MASIH BELUM MAMPU KITA UNTUK BERQURBAN ???

Sahabat Jejak Pena yg di Rahmati Allah..
kisah ini mampu membuat Saya menangis dan malu.
Semoga Kisah ini menginspirasi sahabat sekalian.

Seorang pedagang hewan qurban
berkisah tentang pengalamannya:
Seorang ibu datang memperhatikan
dagangan saya.
Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak
akan mampu membeli.
Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan
kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas
ibu itu menunjuk salah satu
kambing termurah sambil
bertanya,”kalau yg itu brp Pak?”.
“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya.
“Harga pasnya berapa?”, Tanya
kembali si Ibuu. “600 deh, harga
segitu untung saya kecil, tapi
biarlah…… .
“Tapi, uang saya hanya
500 ribu, boleh pak?”, pintanya.
Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya
berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja
dgn harga itu kepada ibu tersebut.
Sayapun mengantar hewan qurban
tersebut sampai kerumahnya,
begitu tiba dirumahnya,
“Astaghfirullah……,
Allahu Akbar…,
terasa menggigil seluruh badan
karena melihat keadaan rumah ibu
itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal
bertiga, dengan ibunya dan
puteranya dirumah gubug berlantai
tanah tersebut. Saya tidak melihat
tempat tidur kasur, kursi ruang
tamu, apalagi perabot mewah atau
barang-barang elektronik,. Yang
terlihat hanya dipan kayu
beralaskan tikar dan bantal lusuh.
Diatas dipan, tertidur seorang
nenek tua kurus. “Mak…..bangun
mak, nih lihat saya bawa apa?”,
kata ibu itu pada nenek yg sedang
rebahan sampai akhirnya
terbangun. “Mak, saya sudah
belikan emak kambing buat qurban,
nanti kita antar ke Masjid ya
mak….”, kata ibu itu dengan penuh
kegembiraan.
Si nenek sangat terkaget meski
nampak bahagia, sambil mengelus-
elus kambing, nenek itu berucap,
“Alhamdulillah, akhirnya kesampaian
juga kalau emak mau berqurban”.
“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau
saya nawarnya kemurahan, karena
saya hanya tukang cuci di kampung
sini, saya sengaja mengumpulkan
uang untuk beli kambing yang akan
diniatkan buat qurban atas nama
ibu saya….”, kata ibu itu
Kaki ini bergetar, dada terasa
sesak, sambil menahan tetes air
mata, saya berdoa , “Ya Allah…,
Ampuni dosa hamba, hamba malu
berhadapan denga n hamba-Mu yang
pasti lebih mulia ini, seorang yang
miskin harta namun kekayaan
Imannya begitu luar biasa”.
“Pak, ini ongkos kendaraannya…”,
panggil ibu itu,”sudah bu, biar
ongkos kendaraanya saya yang
bayar’, kata saya.
Saya cepat pergi sebelum ibu itu
tahu kalau mata ini sudah basah
karena tak sanggup mendapat
teguran dari Allah yang sudah
mempertemukan dengan hambaNya
yang dengan kesabaran, ketabahan
dan penuh keimanan ingin
memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu
harta berlimpah, jabatan tinggi
apalagi kekuasaan, kita bisa
belajar keikhlasan dari ibu itu
untuk menggapai kemuliaan hidup.
Berapa banyak diantara kita yang
diberi kecukupan penghasilan,
namun masih saja ada kengganan
untuk berkurban, padahal bisa jadi
harga handphone, jam tangan, tas,
ataupun aksesoris yg menempel di
tubuh kita harganya jauh lebih
mahal dibandingkan seekor hewan
qurban. Namun selalu kita sembunyi
dibalik kata tidak mampu atau tidak
dianggarkan.

#semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar