Kamis, 16 April 2015

~ Nasihat Si Gila Bahlul Majnun ~

Indahnya Islam "The Beauty Of Islam"
KISAH ~ Nasihat Si Gila Bahlul Majnun
~
Suatu hari Baginda Harun Ar-Rasyid
pergi ke Baitullah untuk melaksanakan
Haji. Dan ketika rombongan baginda
melintasi daerah Kufah, Baginda segera
menitahkan agar mereka memasang tenda
untuk beristirahat barang beberapa hari
dan menikmati keindahan alamnya.
Setelah puas dan kepenatan perjalanan
yang melelahkan itu berangsur hilang,
maka rombongan pun segera
diberangkatkan kembali menempuh
perjalanan yang lebih panjang.
Mengetahui kehadiran orang nomor satu
di kerajaan tersebut, Masyarakat Kufah
berbondong-bondong menyaksikan dan
menghormati pimpinannya. Mereka
berderet di sepanjang jalan mengelu-
elukan kehadiran baginda dengan
berbagai sambutan khas orang Arab.
Namun yang mengherankan, ada seorang
yang juga diiringi banyak manusia yang
berusia kanak-kanak. Mereka seakan
menandingi iring-iringan baginda,
kendati tidak sebanyak rombongan yang
dipimpin baginda. Ternyata anak-anak
tersebut membuntuti orang gila dengan
berbagai lemparan kerikil dan apapun yg
dijumpainya untuk meledek "pimpinan"
mereka. Orang tersebut bernama Bahlul,
si gila, sehingga terkenal dengan Bahlul
Majnun. Orang gila yang satu ini sangat
terkenal di daerah Kufah tersebut,
sehingga telinga baginda juga kenal
dengan nama tersebut. Kebetulan sekali
rombongan baginda bertemuu dengan
rombongan Bahlul di suatu persimpangan
jalan. Segera saja Bahlul berteriak
memanggil Amiril Mukminin. Ternyata
baginda menyambut panggilan itu dengan
ramah seraya menyingkap tutup
matanya.
" Labbaik, aku sambut panggilanmu wahai
Bahlul."
"Wahai Amiril Mukminin, aku telah
mendengar sebuah hadist Aiman bin Nail
dari Qudamah bin Abdillah Al-Amiri, ia
mengatakan : " Aku melihat Rasulullah
saw.pulang dari melakukan wuquf di
Arafah dengan menunggang onta kelabu,
ketika itu beliau tidak pernah
menyingkirkan manusia untuk mendapat
jalan, dan tidak juga mengatakan
`minggir, minggir..! ` "
"Wahai Amiril Mukminin," kata Bahlul
lebih lanjut, "Bepergianmu dengan sikap
yang ramah dan merendahkan diri adalah
lebih baik dari pada bersikap congkak dan
sombong."
Mendengar ucapan Bahlul ini, kehalusan
perasaan hati baginda tersentuh,
sehingga tidak terasa air matanya
bercucuran. Kesempatan hening tersebut
malah dipergunakan baginda untuk
mendulang kenikmatan ruhani yang lebih
dalam lagi, sehingga baginda
mengatakan, " tambahkanlah nasehatmu
itu wahai Bahlul!"
" Aku sanggupi permintaan baginda,"
kata Bahlul lebih lanjut.
"Jika saja seorang itu diberi kekayaan
yang cukup dan memiliki wajah yang
tampan, kemudian ia sedekahkan
hartanya itu, di samping menjaga
ketampanannya agar tidak terjatuh
dalam kemalsiatan, sikap yang demikian
itu akan ditulis Allah sebagai orang-
orang yang penuh kebajikan (abrar)
dalam buku catatan ama yang ada di
sisi-Nya."
" Betapa bagus nasehatmu itu wahai
Bahlul!"
Kemudian Baginda memerintahkan agar
pengawalnya memberi santunan pada
Bahlul tersebut. Namun seketika itu pula
Bahlul segera mngatakan," Kembalikanlah
harta ini pada orang yang memilikinya,
aku tidak membutuhkan uluran tanganmu,
wahai baginda," begitu Bahlul menolak
dengan sopan.
" Kalau begitu juka kau mempunyai
tanggungan hutang yang belum
terbayarkan, akan aku lunasi
tanggunganmu itu!" tawar baginda
kepada Bahlul.
" Wahai Amiril Mukminin, para ulama telah
mengatakan bahwa melunasi hutang
dengan hutang (hanya dengan kata-kata
dan janji sebelum ditunaikan) itu menurut
mereka tidak sah, tidak pula
diperbolehkan," sahut Bahlul kembali.
" Kalau begitu akan aku beri gaji setiap
bulan untuk menopang kehidupanmu agar
lebih layak," sambung Baginda kembali.
Seketika itu Bahlul mendongakkan kepala
menerawang ke langit, kemudian
mengatakan " Wahai Amiril Mukminin,
engkau dan aku merupakan keluarga
Allah. Dengan demikian akan mustahil jika
DIA selalu teringat kepada baginda,
sementara aku dilupakan-Nya begitu
saja."
Mendengar kalimat yang semakin tidak
kondusif ini, segera saja baginda menutup
tirai sekeduk yang bertengger diatas
ontanya, kemudian meneruskan
perjalanannya.
------------------------------
---------------------------
Sahabat Muslim, menurut antum lebih
baik menjadi orang gila namun terlihat
waras atau menjadi orang waras namun
tergila-gila dan gila beneran?
Ambil hikmah dan pelajaran yang ada
pada kisah tersebut ya
Silahkan di share agar kemaslahatan
semakin terjaga dan terus tumbuh dalam
kehidupan kita sehari-hari..
Salam Indahnya Islam .. ^_~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar